Rabu, 24 Februari 2021

GURU BELAJAR

Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum


Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum terdiri dari 3 tahap, yaitu: Orientasi dan Bimtek, serta Pengimbasan. Saat ini, Anda berada pada tahap pertama, Orientasi. Pada tahap ini, peserta akan mendapatkan pemahaman terkait latar belakang, tujuan umum, kebijakan, dan alur Program Guru Belajar seri Asesmen Kompetensi Minimum. Program ini bertujuan untuk menjawab berbagai persoalan guru dalam menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum, diantaranya: 

1. Berkembangnya miskonsepsi tentang asesmen nasional 

2. Adanya malpraktik pembelajaran dalam melakukan persiapan menghadapi asesmen nasional 

3. Guru belum mengetahui cara membaca hasil asesmen nasional 

4. Guru belum memahami bagaimana menindaklanjuti hasil asesmen nasional

Anda akan melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran secara mandiri melalui program pembelajaran otomatisasi dengan alokasi waktu selama 32 jam pertemuan yang dapat Anda atur secara fleksibel. Program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum disusun dengan memadukan tahapan dan pendekatan modular yang memfasilitasi peserta melakukan personalisasi pembelajaran. Selain itu, program ini dapat mendorong guru untuk saling belajar dengan guru yang lain dalam hal berbagi praktik baik pembelajaran. Selamat belajar!

Latar Belakang dan Kebijakan Asesmen Nasional

Hasil PISA membuktikan kemampuan belajar siswa pada pendidikan dasar dan menengah kurang memadai. Pada tahun 2018, sekitar 70% siswa memiliki kompetensi literasi membaca di bawah minimum. Sama halnya dengan keterampilan matematika dan sains, 71% siswa berada di bawah kompetensi minimum untuk matematika dan 60% siswa di bawah kompetensi minimum untuk keterampilan sains. Skor PISA Indonesia stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Kondisi ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang konsisten dengan peringkat hasil PISA yang terendah. Bagaimana pendapat Anda? 

Menanggapi kondisi tersebut, reformasi asesmen diperlukan guna mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Pemetaan mutu pendidikan secara menyeluruh dibutuhkan. Untuk itu pada tahun 2021 mendatang, Asesmen Nasional (AN) akan resmi diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ujian Nasional (UN) sudah tidak lagi diberlakukan. Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan hasil koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan sejumlah dinas dan lembaga terkait.

Dalam hal ini, AN diterapkan untuk mengevaluasi kinerja dan mutu sistem pendidikan. Nantinya, hasil Asesmen Nasional tidak memiliki konsekuensi apapun pada pencapaian proses belajar siswa namun memberikan umpan balik untuk tindak lanjut pembelajaran dan kompetensi siswa.

Kebijakan terkait penerapan Asesmen Nasional (AN) ini telah disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Anda dapat mendengarkan penjelasannya lebih detail dengan menyaksikan video yang disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Silakan cermati dengan seksama dan mencatat poin penting yang Anda peroleh.

Apa Pentingnya Asesmen Nasional?

Pada aktivitas sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pertanyaannya, mutu pendidikan seperti apa yang diharapkan? Apakah mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti yang selama ini terjadi?

Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam menguasai materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem pendidikan lebih difokuskan pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan Asesmen Nasional. Asesmen Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa. Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan. 

Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian karakter bagi seluruh siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21. Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai oleh siswa yaitu:

  1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
  2. Berkebhinekaan global
  3. Mandiri
  4. Bernalar kritis 
  5. Kreatif
  6. Gotong royong

Silakan membaca penjelasan lebih rinci mengenai profil pelajar Pancasila melalui tautan berikut ini Profil Pelajar Pancasila

Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan. Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.

Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar Pancasila? Simak penjelasannya pada materi yang telah disediakan berikut ini. 





Konsep Asesmen Nasional

Pengantar

Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen Nasional. Melalui penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen Nasional? 

Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

  1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi membaca dan numerasi siswa. 
  2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa
  3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait konsep dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus disebarluaskan. Apakah Anda sependapat? 

Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional

Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa. 

  1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu). 
  2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa. 
  3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen Nasional tidak akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah. 

Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Membandingkan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional

Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional adalah pengganti Ujian Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan sekolah menghadapi Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu.

Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

  1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah dijelaskan pada topik dan aktivitas sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian hasil belajar siswa secara individu. 
  2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan. Sementara UN berlaku mulai jenjang pendidikan menengah pertama dan atas saja.
  3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
  4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah. Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
  5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
  6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran. 
  7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes sesuai level kompetensinya.

Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan atas pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari sejumlah pihak mengenai kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian nama semata? Menurut Anda, apakah Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya, cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.  

Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Evaluasi Ujian Nasional

Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini. Ujian Nasional menjadi lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran yang berorientasi pada ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional. 

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan proses pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta kompetensi lain yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013. Harapan untuk mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan serta konsep melalui berbagai konteks kehidupan, serta menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar pancasila belum lengkap dilakukan melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya kemampuan bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional. Hal ini disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learningyang mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang mengukur proses pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang diperlukan siswa. 

Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah pemahaman mengenai tujuan dan manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih soal-soal persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.

Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional

Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai dan lanjutkan.

Kuis Konsep Asesmen Nasional

Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 1: Konsep Asesmen Nasional

Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional

Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional

Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional. Silakan Anda cermati infografik berikut ini.

Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda paling mendasar? Menurut Anda, mengapa perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen Nasional?


Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional


Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN. Kali ini, kita akan mengidentifikasi dimana letak perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di dalam teknis penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari, kita mencermati dan menyimak infografis ini. 

Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan tingkat 6 program kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa? 

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI? 

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional. 

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan. 

Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional

Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis  pelaksanaan Asesmen Nasional. Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari secara khusus, bagaimana butir-butir soal yang akan diberikan dalam Asesmen Nasional, khususnya Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi membaca dan asesmen kompetensi numerasi. 

Bentuk soal Asesmen Nasional AKM,  terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.

  1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal. 
  2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
  3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
  4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya. 
  5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan contoh soal AKM pada laman: https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.


Kuis Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional


Materi belajar pada topik ini sudah Anda lewati. Petunjuk, teknis pelaksanaan, kriteria peserta dan merumuskan butir soal AN telah Anda pahami. Sebelum melangkah ke topik selanjutnya, silahkan mengikuti kuis Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk mengukur pemahaman belajar Anda pada topik ini. Berikut terdapat  beberapa pernyataan benar atau salah. Pilihlah pernyataan yang benar.

Konsep Literasi Membaca

Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen Literasi membaca dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan literasi membaca dan menulis. 

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari sekedar mampu mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan pendidikan, kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya dalam berbagai mata pelajaran.

Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mengenali bagaimana Asesmen Kompetensi Minimum literasi membaca diterapkan.

Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Literasi Membaca

Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan numerasi. 

Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi Membaca yang berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 


Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis berikut:


Menganalisis Tahap Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA

Selanjutnya, Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SMA. Pada tingkat SMA terdapat 2 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran yang ada pada tingkat SMA. 

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 9 dan 10, siswa akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 9 dan 10 akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman pribadi Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi

Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 11 dan 12, sama seperti level pembelajaran 1 siswa juga akan belajar sesuai tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 11 dan 12 akan menggunakan konten yang terus meningkat sesuai dengan jenjangnya. Siswa akan memahami teks secara literal dan menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga menilai format penyajian dalam teks dan merefleksi asumsi, ideologi, atau nilai yang terkandung dari teks sastra atau teks informasi untuk memahami cara pandang penulis sesuai jenjangnya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi

Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA

Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap Asesmen Literasi Membaca tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir Asesmen Literasi Membaca teks fiksi dan juga teks informasi tingkat SMA.

Level Pembelajaran 1 Teks Fiksi untuk Kelas 9 dan 10

Contoh bacaan AKM

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

1. Mengapa penulis menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?

ASinar lilin itu tidak banyak
BLilin itu membawa harapan
CKehadiran lilin itu dapat meruntuhkan cemara
DLangkah lilin itu laksana embusan angin
ELilin itu dapat menerangi dalam kegelapan

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

2. Kalimat atau baris-baris di dalam puisi dapat meninggalkan pengalaman indrawi bagi pembacanya. Pengalaman indrawi ini disebut dengan imaji. Tentukan imaji yang ditimbulkan melalui baris-baris puisi berikut ini!

KalimatPenglihatanPerasaanPendengaran
Menepis lara, mendamaikan hati dan menyejukkan cinta
Sepasang telingaku pun tak mampu mendengar bisikmu
Dengan mata, tapi tak kuasa melihatmu

Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menganalisis perubahan pada elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Mengapa Ratu Aji Bidara Putih menolak pinangan sang Pangeran?

Jawaban: Karena Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang Ratu.

Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar cerita, kejadian-kejadian dalam cerita berdasarkan informasi rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

4. Menurut kalian setelah membaca cerita tersebut manakah karakter Ratu Aji Bidara Putih yang sesuai dengan teks?

KarakterSesuaiTidak Sesuai
Sombong
Penuh perhitungan
Tidak mudah percaya
Selalu ingin menang sendiri
Semena-mena terhadap bawahan
Contoh bacaan AKM

Kompetensi yang diukur: Menyusun inferensi (kesimpulan) dan prediksi berdasarkan unsur-unsur pendukung (grafik, gambar, tabel, dll) disertai bukti-bukti yang mendukung di dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

5. Kesimpulan apakah yang dapat kalian ambil dari puisi tersebut?

Jawaban: Tokoh aku dalam puisi tersebut merindukan kehadiran seseorang

Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menilai tujuan penulis dalam menggunakan diksi dan kosa kata pada teks sastra sesuai jenjangnya.

6. Dalam konteks cerita tersebut, apa yang dimaksud dengan kalimat Ramin membeku?

Jawaban: Ramin tidak bergerak sama sekali

Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

7. Menurut pendapatmu, apakah ilustrasi cerita ini sesuai dengan isi ceritanya? Jelaskan alasanmu!

Jawaban: Sesuai, karena di dalam cerita disebutkan ada lipan yang menyerang rombongan, lalu rombongan naik ke atas perahu. Hal itu tergambar di dalam ilustrasi.

Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menilai elemen intrinsik (karakterisasi, alur cerita, latar) serta autentisitas penggambaran masyarakat pada teks sastra sesuai jenjangnya.

8. Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis untuk melengkapi cerita tersebut?

APengenalan situasi cerita
BPenyelesaian konflik
CPeningkatan masalah
DMunculnya konflik
EPuncak konflik
Contoh bacaan AKM

Kompetensi yang diukur: Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.

9. Setelah membaca puisi ini, Emir merasa bahwa puisi ini cocok dengan suasana hatinya karena baru saja ia kehilangan kucing kesayangannya. Setujukah kamu dengan pendapat Emir tersebut? Jelaskan jawabanmu.

Jawaban: Setuju. Karena puisi tersebut bercerita tentang kehilangan. Situasi tersebut sesuai dengan kondisi Emir.

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 1 teks fiksi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.

Level Pembelajaran 1 Teks Informasi untuk Kelas 9 dan 10

Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

1. Setelah kalian mencermati infografis ‘UMKM Menopang Ekonomi Indonesia’, kalian akan mendapatkan beberapa informasi. Berdasarkan informasi yang terdapat pada infografis tersebut, klik pada kolom benar atau salah untuk tiap pernyataan berikut!   

PernyataanBenarSalah
Pemerintah mendorong pertumbuhan UMKM melalui pemberian subsidi pajak.
Peningkatan penerimaan Pph UMKM orang pribadi dan Pph UMKM badan selalu meningkat.
Pada tahun 2016, penerimaan Pph UMKM badan lebih kecil daripada penerimaan Pph UMKM orang pribadi.
Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (Pph) final bagi UMKM sebesar 1 %.

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

2. Mengapa UMKM perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang sesuai? Jelaskan alasanmu! 

Jawaban yang mungkin: Karena pengusaha UMKM perlu mengembangkan kreativitas dan berinovasi sehingga bisnis dapat bertahan dan berkembang.

Kompetensi yang diukur: Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Setelah mencermati infografik dan teks tersebut, kalian mendapatkan pemahaman bahwa UMKM perlu dilindungi dan didukung oleh pemerintah dengan alasan berikut. 

 Berikan tanda ceklis ( √ ) pada alasan yang sesuai dengan pemahamanmu!

UMKM dapat menyerap tenaga kerja sangat banyak.
Untuk merintis UMKM diperlukan modal yang besar.
Bisnis UMKM mendominasi perekonomian di Indonesia. 
Pelaku UMKM harus memiliki keterampilan profesional.

Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

4. Berdasarkan infografik tersebut, kalian dapat melihat bahwa penerimaan pajak penghasilan (Pph) UMKM naik dalam lima tahun (2014–2017), tetapi pemerintah menurunkan Pph UMKM. Berikan dua alasan mengapa pemerintah menurunkan Pph UMKM!

Jawaban: Pertama, agar UMKM terus tumbuh. Kedua, agar pelaku UMKM tidak merasa terbebani pajak.

Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Membandingkan hal-hal utama (misalnya perbedaan kejadian, prosedur, ciri-ciri benda) dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
5. Kamu ingin membuang sampah di rumah dengan memisahkan sampah menjadi dua kelompok: kelompok sampah B3 dan kelompok sampah yang tidak mengandung B3. Kelompokkanlah sampah berikut sesuai dengan jenis limbahnya!

SampahMengandung B3Tidak Mengandung B3
A. Daun pembungkus lontong
B. Sabun pembersih lantai
C. Obat nyamuk
D. Potongan sayuran
E. Kardus mie goreng
F. Detergen

Kompetensi yang diukur: Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).

6. Apakah dapat dikatakan bahwa subsidi listrik dari tahun 2011 hingga 2018 mengutamakan rumah tangga yang berasal dari kelas menengah ke bawah?

Jawaban: Tidak karena persentase golongan penerima subsidi yang ditampilkan pada grafik hanya menunjukkan persentase pada tahun 2018, bukan keseluruhan periode 2011-2018.

Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

7. Berdasarkan teks, terdapat pernyataan bahwa UMKM di bidang kuliner adalah salah satu jenis usaha yang menguntungkan dan selalu laris. Apakah pernyataan itu dapat dikatakan akurat? Jelaskan pendapatmu!

Jawaban: Tidak akurat karena usaha kuliner bisa saja tidak laris jika tidak dikemas dengan kreatif dan inovatif. Jika terlalu banyak orang yang berbisnis kuliner, persaingan makin ketat sehingga perlu cara lain untuk membuat makanan tersebut laris. Selain itu, terdapat bisnis lain yang juga berpotensi laris, yaitu yang berhubungan dengan kebutuhan mendasar, seperti pakaian dan peralatan rumah tangga.

Kompetensi yang diukur: Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur perbandingan, contoh, dll) untuk mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Perhatikan grafik berikut.

Misalnya, pada tahun 2019, subsidi pengguna listrik mengalami kenaikan dan sebagian besar dialokasikan untuk pengguna 450 VA dibandingkan dengan pengguna 900 VA. 

8. Apakah hal itu menjadi indikator bahwa penduduk kelas menengah ke bawah di Indonesia mengalami kenaikan? Jelaskan alasanmu.

Jawaban: Benar, karena pengguna listrik 450 VA sebagian besar adalah kelas menengah ke bawah.

Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menilai dan mengidentifikasi bias pada penulisan teks informasi sesuai jenjangnya.

9. Sebuah informasi yang bias adalah informasi yang tidak didukung oleh data yang akurat atau yang bertujuan untuk menguntungkan sebuah pihak. Setelah membaca teks tentang peran UMKM tersebut bagi perekonomian tersebut, apakah informasi yang di dalamnya bersifat bias? Jelaskan alasanmu!

Jawaban yang mungkin: Teks UMKM bias karena tidak didukung data dari sumber yang terpercaya. Selain itu, teks memiliki tujuan untuk mempromosikan program pelatihan yang terdapat di akhir teks.

Kompetensi yang diukur: Menjustifikasi pendapat orang lain berdasarkan isi teks sastra atau teks informasi sesuai jenjangnya.

10. Pulang sekolah adik kehujanan di jalan. Sesampainya di rumah, adik mandi tapi tidak keramas. Malam harinya kepala adik pusing dan badannya demam. Menurut pendapatmu, apakah pusing yang diderita adik berpotensi penyebab stroke? Sertakan alasanmu!

Jawaban: Tidak berpotensi penyebab stroke karena penyebab adik pusing itu kehujanan.

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 1 teks informasi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.

Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk Kelas 11 dan 12

Bacaan literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

1. Dalam puisi tersebut, terdapat banyak kata “amplop” yang digunakan secara berulang. Makna dari kata “amplop” yang dimaksudkan oleh penulis adalah …

Aamplop pesan
Bsumbangan
Chadiah
Dsurat
Euang suap / uang sogok

Kompetensi yang diukur: Menyusun generalisasi (kesimpulan umum) dari hasil inferensi terhadap ide-ide yang terkandung di dalam teks sastra atau teks informasi.

2. Cermati potongan bait puisi berikut!

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.


Menurutmu, apa maksud larik-larik dalam puisi tersebut?

AKeputusan untuk mengambil langkah
BKeinginan untuk terus bertahan
CKemauan untuk bekerja keras
DKeputusasaan terhadap keadaan
EKetidakinginan untuk berubah

Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menilai kesesuaian pemilihan warna, tata letak, dan pendukung visual lain (grafik, tabel dll) dalam menyampaikan pesan/topik tertentu dalam teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Melalui puisi “Sajak Sebatang Lisong”, W.S. Rendra mengungkapkan kritikan tentang kehidupan nyata di masyarakat. Namun, dari bait-bait tersebut, W.S. Rendra  juga mengungkapkan solusi berupa sikap/tindakan yang sebaiknya dilakukan. Bait-bait yang berisi solusi tersebut terdapat di bait ke …

A(7)
B(8)
C(9)
D(10)
E(11)

Kompetensi yang diukur: Merefleksi asumsi, ideologi, atau nilai yang terkandung dari teks sastra atau teks informasi untuk memahami cara pandang penulis sesuai jenjangnya.

4. Setelah membaca puisi Sajak Sebatang Lisongkarya W. S. Rendra, kamu akan memahami bahwa tema yang disampaikan penyair dalam puisi tersebut adalah tentang isu sosial. Apakah kamu setuju dengan pernyataan tersebut? Berikan alasannya!

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 2 teks fiksi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.

Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk Kelas 11 dan 12

Literasi Bacaan AKM SMA
Literasi Bacaan AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

1. Pernyataan manakah yang menjelaskan mengapa energi surya disebut energi hijau? Kamu dapat memilih beberapa jawaban.

Energi surya melepas substansi yang tidak berbahaya atau suara ke atmosfer
Energi surya berbiaya ekonomis
Energi surya tidak memancarkan polutan apa pun ke atmosfer pada saat pemroduksian ataupun pengonsumsian
Energi surya bekerja di mana saja

Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

2. Dalam konteks adat istiadat, praktek pemberian hadiah adalah merupakan hal yang wajar dan alamiah bahkan lebih bervariasi dalam hubungan kemasyarakatan, semisal pada acara pernikahan, kelahiran, sakit, bahkan kematian. Termasuk gratifikasi dalam aspek apakah sudut pandang tersebut?

AAspek Hukum
BAspek Yuridis
CAspek Sosiologis
DAspek Psikologis
EAspek Kemanusiaan

Literasi Bacaan AKM SMA
Literasi Bacaan AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

3. Apa tujuan dimunculkannya FAQ (Frequently Asked Question / pertanyaan yang sering muncul) tentang panel surya pada bacaan tersebut?

Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

4. Dari wacana informasi yang disajikan, praktek pemberian (gratifikasi) dapat mengarah lebih jauh ke dalam tindakan korupsi jika menyangkut beberapa hal berikut ini. Berikan tanda ceklis (V) pada pernyataan yang Anda setujui dan tanda silang (X) pada pernyataan yang Anda tidak setuju!

PernyataanSetujuTidak Setuju
Pemberian terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas yang seharusnya dimiliki penerima.
Pemberian terkait dengan adanya acara khusus dalam acara kemasyarakatan dan lingkungan sosial.
Pemberian ditunggangi kepentingan di luar tujuan membangun aspek hubungan emosional pribadi dan sosial kemasyarakatan.
Pemberian ditujukan untuk memberi perhatian dan bertujuan membangun relasi pribadi, sosial dan adat istiadat.
Pemberian diiringi kepentingan lain dalam relasi kuasa, terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas penerima

Literasi Bacaan AKM SMA
Literasi Bacaan AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA
Bacaan Literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur:

Menilai kualitas teks informasi berdasarkan pengalaman pribadinya dalam membaca teks yang terus meningkat sesuai jenjangnya (misalnya mengidentifikasi asumsi/opini dari fakta).

5. Baca baik-baik kutipan dari wacana di atas berikut ini:

“Bekerja di mana saja. Meskipun efisiensi panel surya meningkat secara proporsional dengan jumlah sinar matahari yang diterimanya, panel ini dapat bekerja atau berfungsi di mana saja, bahkan ketika mendung. Selain itu, menambahkan sistem penyimpanan baterai surya ke sistem tenaga surya memungkinkan kita menikmati energi gratis di mana saja, bahkan saat malam hari.”

Menurutmu, apakah panel surya dapat diterapkan di negara tropis, seperti di Indonesia, atau lebih sesuai diterapkan di negara dengan empat musim? Sertakan alasanmu.

Kompetensi yang diukur: Menilai akurasi pada informasi visual atau nonvisual dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

6. Apakah diagram Dua Penerima Terbesar Subsidi Listrik Tahun 2018 pada wacana tersebut memberikan gambaran tentang ketepatan subsidi listrik?

Kompetensi yang diukur: Menilai efektivitas format penyajian data (format visual, struktur perbandingan, contoh, dll) untuk mendukung ide pokok pada teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

7. Beberapa hal berikut ini telah menyumbang kondisi perubahan iklim yang cukup parah. Berdasarkan pemahamanmu pada data infografik tersebut, berikan tanda centang pada pernyataan Benar atau tanda silang pada pernyataan Salah pada hal-hal yang ikut mengakibatkan perubahan iklim.

PERNYATAANBENARSALAH
Meningkatnya efek gas rumah kaca
Berkurangnya produksi minyak bumi
Terjadinya banjir dan kebakaran hutan
Kurangnya energi terbarukan

Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA
Bacaan literasi AKM SMA

Kompetensi yang diukur: Menilai dan mengidentifikasi bias pada penulisan teks informasi sesuai jenjangnya.

8. Apakah Geronimo dapat disebut sebagai seorang pahlawan? Kaitkan dengan tempat kelahirannya dan penyerangan yang dilakukan terhadap tentara Meksiko.

Selain contoh-contoh soal Level pembelajaran 2 teks informasi yang ada pada aktivitas ini Bapak dan Ibu juga bisa melihat contoh-contoh soal Asesmen Literasi yang lebih beragam dengan klik setiap judul kompetensi yang diukur.


Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi Membaca Tingkat SMA


Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen literasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi literasi siswa SMA. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal literasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi literasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih teks yang sesuai. Misalnya, dari kedua teks berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah teks 1, atau teks 2? Jelaskan.

Teks 1: Cegah Covid-19, Perlukah Pakai Masker saat Berada di Rumah?

Teks 2: Hujan Pertama 

2. Kedua, setelah memilih teks bacaan sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 

3. Ketiga, dari kompetensi literasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan teks yang Anda pilih tadi. 

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar literasinya dalam penalaran. 


Konsep Numerasi


Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan numerasi.

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan disposisi yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Numerasi menuntut siswa untuk mengenali dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk; bernalar, mengambil keputusan yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain yang siswa pelajari.

Untuk lebih jelas mempelajari bagaimana kompetensi numerasi dievaluasi dalam asesmen kompetensi minimum, Anda dapat melanjutkan pada aktivitas selanjutnya.


Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi


Pada topik sebelumnya Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Numerasi untuk tingkat SMA. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 

Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.  Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.  Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. 


Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis berikut:


Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi Tingkat SMA


Pada aktivitas sebelumnya Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi tingkat SMA.

Pada tingkat SMA terdapat 1 level pembelajaran. Pada level pembelajarannya terdapat 3 konten yang dipelajari yakni, geometri dan pengukuran, aljabar, serta data dan ketidakpastian.

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 10, siswa akan belajar geometri dengan memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri serta ,menghitung volume dan luas permukaan. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi bilangan, termasuk pola bilangan. Dan akan mempelajari data dan representasi juga ketidakpastian dan peluang.  Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 1 Numerasi.


Contoh Butir Asesmen Numerasi Tingkat SMA


Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi pada tingkat SMA. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi tingkat SMA.

Level Pembelajaran 1 Numerasi Kelas 10

Kompetensi: Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri

1. Badan Geologi, Kementerian ESDM dan Mitigasi Bencana Geologi Sumatera Utara sedang mengamati ketinggian letusan awan panas gunung  Sinabung pada hari tersebut. Puncak gunung terlihat pada  sudut elevasi 30° sedangkan puncak letusan awan panas terlihat pada sudut elevasi 60°.

Diketahui tinggi gunung Sinabung adalah 2.460 meter dan terjadi kesalahan dalam mengukur sudut elevasi. Besar sudut elevasi untuk melihat tinggi erupsi seharusnya adalah 50o. Akibat kesalahan ini, maka tinggi erupsi gunung sebenarnya lebih tinggi atau rendahkah bila dibandingkan dengan tinggi erupsi yang didapatkan dari sudut elevasi semula? Beri alasannya!

Jawaban: 
30 derajat dengan tinggi 2460 meter, yang seharusnya adalah 50 derajat. Besar sudut sebanding dengan tinggi dengan aturan trigonometri — x = t / sin y dengan x jarak pengamat dengan kaki gunung.

Kompetensi: Menghitung volume dan luas permukaan limas segi-n, kerucut, dan bola.

HEMAT AIR BUAT KEHIDUPAN MASA DEPAN

2. Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sebagai manusia yang akan selalu menggantungkan diri pada air kita memang sudah seharusnya untuk menjaganya. Meskipun air ini adalah sumber daya yang terbarukan, namun untuk air bersih ternyata sumber daya ini tidak bisa diperbarui. Keberadaan air bersih yang terus menyusut tiap tahunnya ini akhirnya harus membuat kita ekstra waspada akan stok atau persediaannya. Untuk menjaga stok atau persediaan air bersih ini dengan baik Anda mau tak mau memang harus melakukan penghematan. 

Perhatikan gambar berikut!

Ani akan membuat nasi tumpeng yang dikukus dengan menggunakan tempat berbentuk kerucut seperti pada gambar. Campuran air untuk mengukus berasnya adalah 1 : 1 artinya 1 liter beras dicampur 1 liter air. Jika air yang digunakan untuk membuat tumpeng senilai dengan air hasil penghematan jika Ani mematikan keran air saat gosok gigi selama 4 hari, maka banyak maksimal nasi tumpeng yang dapat dibuat adalah .… (\pi\approx 3,14 )

A2 buah
B3 buah
C5 buah
D10 buah
E12 buah

Kompetensi: Menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, sistem persamaan linear dua atau tiga variabel

3. Bu Siti mendapat tugas dari sekolah untuk menyiapkan paket hadiah untuk siswanya yang berprestasi di sekolahnya. Bu Siti ingin membeli alat-alat tulis sebagai hadiahnya. Alat-alat tulis yang ingin dibeli berupa buku tulis, bolpoin, dan penghapus. Pada setiap pembelian alat tulis, pembeli dikenakan pajak sebesar 10%. Berkaitan dengan tugas tersebut, bu Siti melihat beberapa paket alat tulis yang dijual di toko Rejeki dan toko Makmur seperti pada gambar berikut.

Berdasarkan harga tiap paket yang tersedia di toko Rejeki dan toko Makmur carilah masing-masing harga dari setiap alat tulis baik penghapus, buku tulis maupun bolpoin, bu Siti menarik kesimpulan bahwa …

AHarga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih mahal dari toko Makmur.
BHarga sebuah buku tulis di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
CHarga sebuah penghapus di toko Rejeki sama dengan di toko Makmur.
DHarga sebuah penghapus di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.
EHarga sebuah bolpoin di toko Rejeki lebih murah dari toko Makmur.

Kompetensi: Memahami barisan Aritmetika dan geometri

4. Anita, seorang seniman muda dari Sumatera berencana membuat pameran tunggal untuk menunjukkan rancangan karyanya yang disusun dari  tumpukan bola-bola tanah. Bola-bola tersebut dibuat dari campuran tanah liat dan recycle sampah yang dapat didaur ulang. Polanya seperti gambar berikut.

Untuk memenuhi ruangan yang disediakan, Anita akan membuat 10 susunan bola tersebut. Berapakah banyak bola tanah yang harus disediakan? (Asumsi ada penambahan 10%  bola tanah untuk persediaan/penggantian bola tanah yang rusak selama masa pameran di setiap susunan bola)

A285 bola tanah.
B300 bola tanah.
C314 bola tanah.
D320 bola tanah.
E350 bola tanah.

Kompetensi: Memahami fungsi kuadrat dan grafiknya, serta sifat-sifatnya

5. Sistem penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia terbagi menjadi jaringan tetap (kabel dan nirkabel) dan jaringan bergerak (selular). Dalam perkembangannya, telah terjadi pergeseran pada sektor telekomunikasi di Indonesia. Awalnya masyarakat Indonesia menggunakan jaringan telekomunikasi yang berbasis pada kabel. Namun mobilitas yang tinggi serta kebutuhan akan akses informasi yang cepat dan akurat telah menggeser pilihan moda telekomunikasi yang digunakan masyarakat Indonesia. Dari tahun 2000 sampai 2007, banyak pengguna telepon seluler f(x) (dalam juta) dapat dimodelkan oleh persamaan f(x) = 1,3x2 + 1,6x + 3,7 dengan x = 0 merepresentasikan tahun 2000. Grafik berikut menunjukkan pertumbuhan pengguna telepon seluler, nirkabel dan kabel di Indonesia (dalam pembulatan puluhan juta terdekat).

Banyak pengguna telepon seluler di Indonesia akan mencapai angka 78,6 juta pada tahun ….

A2006
B2007
C2008
D2009
E2010

Kompetensi yang diukur: Menentukan dan menggunakan ukuran penyebaran data (jangkauan, simpangan, dan variansi).

EMAS = INVESTASI YANG MENGUNTUNGKAN?

6. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return di masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko. 

Berikut ini disajikan grafik harga emas ANTAM pada bulan Mei 2019.

 Berdasarkan grafik harga emas di atas, tentukan kebenaran pernyataan berikut!

PernyataanBenarSalah
Harga emas selalu meningkat dalam bulan Mei 2019.
Pada akhir bulan Mei 2019, harga emas lebih tinggi bila dibandingkan pada awal bulan Mei 2019.
Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah positif.
Laju kenaikan harga emas mulai tanggal 28 Mei hingga 31 Mei adalah yang tertinggi selama bulan Mei 2019.

Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat peluang kejadian.

PRAKIRAAN CUACA DAN APLIKASINYA

7. Andi merupakan seorang siswa SMA yang tinggal di daerah Jakarta Barat dan bersekolah di daerah Jakarta Selatan. Untuk berjaga-jaga sebelum pergi ke sekolah, ia mengunduh data prakiraan cuaca dari BMKG untuk daerah Jakarta berikut ini.

Berdasarkan data historis yang dikumpulkan Andi selama ini, maka 90% prakiraan cuaca yang diberikan oleh BMKG sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi kemudian.

Pada hari itu Andi tidak membawa payung, dan karena jarak rumah dan sekolahnya cukup jauh, Andi tidak pernah menunggu hujan reda agar cepat sampai di rumah. Bila ia pergi ke sekolah pada dini hari dan pulang pada siang hari, maka peluang Andi basah terkena air hujan pada saat perjalanan pergi atau pulang sekolah adalah … 

A7%
B19%
C81%
D93%
E99%


Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMA

Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen numerasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas. 

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SMA. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan berlatih membuat butir soal numerasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi numerasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

  1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.
  1. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi. 
  1. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi. 

Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Tingkat SMA


Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran. 


Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 4: Asesmen Numerasi


Selamat! Anda telah menyelesaikan Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Jenjang Pendidikan Dasar. Itu artinya, Anda telah mempelajari seluruh materi pada topik Butir Soal Asesmen Numerasi pada jenjang Pendidikan Dasar.  Anda mendapatkan lencana yang ke-4. Terima kasih! Anda telah berkomitmen menyelesaikan topik ini hingga selesai. Setelah ini, Anda dapat melanjutkan proses belajar ke topik berikutnya, Tindak Lanjut Asesmen Hasil Asesmen Kompetensi Minimum.

Sebelum melanjutkan ke topik berikutnya, mari merefleksikan apa yang telah Anda pelajari. 

Asesmen Pasca Program Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum


Terima kasih Anda telah berkomitmen menyelesaikan seluruh topik dalam program Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum ini hingga selesai. 

Ini adalah tahap akhir dari program, yaitu asesmen pasca program. Anda akan menjawab serangkaian soal yang terdiri atas 30 soal pilihan ganda dan membandingkannya dengan hasil pencapaian Anda pada tahap asesmen pra program. Jika pencapaian Anda masih dibawah 70%, Anda diberi kesempatan 2 (dua) kali untuk mengulang kembali asesmen pasca program ini. Jika diperlukan, Anda juga dapat mengulangi kembali materi dalam topik-topik bimtek, sesuai kebutuhan Anda.

Ingat, Anda hanya mempunyai dua (2) kali kesempatan untuk mengulang asesmen pasca. Apabila semua kesempatan sudah diambil dan pencapaian Anda masih dibawah 70%, maka Anda akan dinyatakan tidak lulus. Meski tidak lulus pada angkatan sekarang, Anda tetap dapat mengikuti ulang pada angkatan berikutnya.

Selamat bekerja dan melanjutkan ke tahapan pengimbasan.

Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Kompetensi Minimum


Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat Penguasaan Kompetensi


Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Pada topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi membaca dan numerasi. 

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini 


Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran


Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Berbasis Konten


Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar sekolah, perlu ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit perlu berubah dari pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi. 

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada tingkat penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya mampu melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan, konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.

Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi. Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi siswa. 


Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi untuk Tindak Lanjut Pembelajaran


Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru. 

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan  kebutuhan, pendekatan, struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012). Silakan membaca dan mencermatinya. 

Merekomendasikan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen Kompetensi Minimum


Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:

  1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus. 
  2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
  3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 
  4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.

Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran


Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi pada Mata Pelajaran


Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen Nasional mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4 kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana praktik pembelajaran yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan numerasi terintegrasi dalam pembelajaran.

Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:

  1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
  2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik di http://bit.ly/skgurubelajar021


Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan Pembelajaran


Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa keterkaitan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman belajar murid yang berkualitas?

Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.

Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar murid.

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara belajar dan asesmen tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.

Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan kompetensi awal murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan antara paduan tersebut yang akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.

Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait pencapaian kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis: asesmen di awal untuk merancang strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi oleh murid. 

Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan Asesmen Kompetensi Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya.


Kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM

Bapak Ibu Guru telah menyelesaikan seluruh aktivitas pada topik Laporan dan Rekomendasi Hasil Asesmen Nasional. Setelah mempelajari konsep Asesmen Nasional secara menyeluruh, Bapak Ibu Guru dapat mengukur sejauh mana pemahaman dalam menguasai topik ini. Berikut terdapat  beberapa pernyataan terkait laporan dan rekomendasi hasil Asesmen Nasional. Pada setiap pernyataan tersebut, silakan Bapak Ibu menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah.


Kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Nasional


Pelaporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi siswa pada kompetensi dasar literasi membaca dan numerasi pada satuan pendidikan.


Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat kompetensi siswa akan memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. 


Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan penguasaan konsep, keterampilan dan pengetahuan sebagai proses pembelajaran.


Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada capaian hasil akhir berupa nilai.


Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru semua mata pelajaran antara lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswanya termasuk literasi dan numerasi.


Pembelajaran berbasis konten belajar untuk cakupan materi. Pembelajaran berbasis kompetensi belajar untuk pemahaman konsep dan menerapkan keterampilan.


Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 5: Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM


Selamat! Anda telah menyelesaikan kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Komptensi Minimum. Itu artinya, Anda telah mempelajari seluruh materi pada topik Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Komptensi Minimum.  Anda mendapatkan 5 lencana. Terima kasih! Anda telah berkomitmen menyelesaikan topik ini hingga selesai. Setelah ini, Anda dapat melanjutkan ke Pengimbasan.

Sebelum melanjutkan ke topik berikutnya, mari merefleksikan apa yang telah Anda pelajari. 


Refleksi Topik 5: Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM

  1. Setelah mempelajari laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum, Anda kemudian akan membuat rencana tindak lanjut pada strategi pembelajaran di kelas Anda. Perubahan apa yang akan Anda lakukan di kelas terkait pembelajaran yang berbasis kompetensi?








 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

SOAL ESSAY/URAIAN MATA PELAJARAN PRAKARYA BUDIDAYA KELAS X SMA

  Kerjakan soal essay berikut ini, dengan menjawab secara jelas sesuai pertanyaan yang diberikan! Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan...

Materi Teratas