A. PENGERTIAN KOMUNIKASI SECARA UMUM
Komunikasi dalam bahaa inggris adalah communication berasal dari kata Latin communication , dan bersumber kata communis yang berarti sama. Sama disini berate bahwa sesuatu itu merupakan sama makna. Jadi apabila 2 orang terlibat dalam komunikasi maka akan berlangsung kesamaan makna mengenai apa yang sedang dibicarakan. Kegiatan komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat dalam komunikasi. Kegiatan komunikasi dikatakan komunikatif apabila kedua belah pihak selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti tentang apa makna dari bahan yang disampaikan. Namun, pengertian komunikasi tersebut masih bersifat dasar, dalam arti bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan informasi tidak hanya jnformatif , yakni agar orang lain mengetahui dan mengerti tentang apa yang maksud dari kegiatan komunikasi, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang sesuai dengan tujuan dari kegiatan komunikasi.
Adapun beberapa definisi komunikasi dari beberapa pakar, sebagai berikut:
- Menurut Harold Laswell dalam Liliweri (2014: 359), komunikasi adalah proses menggambarkan siapa, mengatakan apa, dengan cara apa, kepada siapa, dengan efek apa.
- Komunikasi merupakan rangkaian proses pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan.
- Komunikasi adalah pernyataan yang efektif, pertukaran pesan dari narasumber kepada pendengar atau pemerhati.
- Pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy adalah suatu proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain dengan bertujuan untuk memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung.
Komponen komponen dalam komunikasi
merupakan keseluruhan unsur-unsur yang ada dalam kegiatan
komunikasi. Komponen-komponen ini harus ada dalam kegiatan komunikasi, karena
keseluruhan unsur ini saling memiliki hubungan. Berikut ini adalah beberapa
komponen komunikasi, antara lain:
1. Komunikator (communicator)
2. Encoding
Merupakan
pengalihan gagasan ke dalam pesan.
3. Pesan (message)
Sesuatu
yang merupakan informasi penting, yang diberikan kepada komunikan dalam
kegiatan komunikasi.
4. Media (media)
Alat atau
sarana dalam menyampaikan informasi pada saat kegiatan komunikasi berlangsung.
5. Decoding
Merupakan
pengalihan pesan ke dalam gagasan(inti pokok informasi).
6. Komunikan (communicant)
Merupakan
penerima pesan dalam kegiatan komunikasi.
7. Efek (feedback)
Akibat,
pengaruh, maupun balikan yang timbul dari kegiatan komunikasi.
8. Gangguan (noise)
Merupakan
efek internal atau eksternal akibat dari pengalihan pesan dalam penyampaian
informasi.
9. Bidang pengalaman (field of experience)
Merupakan
bidang atau ruang yang menjadi latar belakang informasi dari komunikator maupun
komunikan.
10. Pertukaran makna (shared meaning)
Merupakan
bidang atau ruang pertemuan yang tercipta karena berkomunikasi bersama.
11. Konteks (context)
Merupakan
situasi, suasana, atau lingkunagn fisik.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator dan komunikan memberikan umpan balik yang sesuai dengan pesan. Umpan balik yang sesuai dengan pesan tidak selalu berupa persetujuan. Komunikan dapat saja memberikan umpan balik berupa ketidak setujuan terhadap pesan, yang terpenting adalah dimengertinya pesan dengan benar oleh komunikan dan komunikator memeroleh umpan balik yang menandakan bahwa pesannya telah dimengerti oleh komunikan (Hariyanto, 2013).
Rumanti (2004) menyebutkan bahwa, komunikasi efektif harus direncanakan dengan memperhatikan situasi, waktu, tempat, dan pendengarnya. Ada beberapa ketentuan dasar dalam komunikasi supaya komunikasi antara sekolah dan masyarakat dapat berjalan secara efektif, yaitu sebagai berikut.
- Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan yaitu dengan menarik perhatian.
- Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
- Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan.
- Pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan.
- Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan dengan menjalin hubungan dan suasana saling percaya.
Menurut Benty dan Gunawan (2015: 130) relasi kedua belah pihak baik sekolah maupun masyarakat seyogyanya dibangun dengan inisiatif dari pihak sekolah. Hal ini menurut Naim dalam Benty dan Gunawan (2015) membuka kemungkinan bagi lahirnya proses komunikasi yang efektif, terstruktur, dan membawa hasil yang lebih optimal. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan serta informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua belah pelaku komunikan tersebut. Komunikasi yang efektif antara sekolah dan masyarakat mampu mewujudkan mutu pendidikan yang diinginkan. Komunikasi efektif juga dapat mempererat hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
Komunikasi
adalah kunci yang dapat membangun tim yang kuat dan mendorong kinerja yang
lebih baik. Menurut Said dalam Benty dan Gunawan (2015: 131) tujuan hubungan timbal
balik antara sekolah dan masyarakat adalah:
1.
Mempertinggi
pemahaman masyarakat terhadap program-program pendidikan, maupun yang telah
berjalan ataupun yang tengah atau yang akan
berlangsung.
2.
Menjelaskan
kepada masyarakat tujuan program-program yang diselenggarakan.
3.
Meningkatkan kerja sama yang telah ada dengan masyarakat.
Selan
dalam Benty dan Gunawan (2015:
131) berpendapat bahwa komunikasi efektif dalam kaitannya dengan hubungan
sekolah dam masyarakat memiliki manfaat yaitu:
- Membantu pembangunan tim.
Membutuhkan seseorang pemimpin yang baik untuk berkomunikasi kepada setiap
individu. Sehingga dengan menghilangkan rasa takut dan menanamkan
kepercayaan dalam kemampuan mereka melalui komunikasi langsung seorang
pemimpin dapat menciptakan sebuah tim yang dapat unggul. Hal ini dalam
hubungan sekolah dan pihak luar dapat terjalin dengan baik.
- Menghindari
kesalahpahaman. Sehingga dengan komunikasi yang diatur, banyak
kesalahpahaman dan misskomunikasi yang dapat diselesaikan secara damai.
Apabila ada permasalahan yang ada di sekolah agar bisa tetap
dikomunikasikan dengan baik, sehingga dapat meminimalisasi efek negatif
sekolah di mata masyarakat.
- Membangun hubungan
kerjasama antara sekolah dan pihak masyarakat. Sehingga dengan adanya
komunikasi yang berjalan dengan baik satu sama lain, sekolah dan
masyarakat dapat saling bekerjasama.
Demi efektifnya komunikasi, maka pengetahuan secara terperinci tentang publik yang dituju sangat penting, hal ini berarti sifat dan ciri public yang dituju di dalam kegiatan public relation harus diketahui. Menurut S.M. Cultif dan Allen H. Center dalam Rachmadi(1993: 8) menyebutkan bahwa:
“The
more carefully define various publics , the more ways of reaching and
influencing them one will discover”(semakin teliti orang menentukan khalayak
yang dituju , semakin banyak ditemukan cara-cara untuk mendekati dan
mempengaruhinya).
Agar komunikasi antara sekolah dan masyarakat dapat berjalan
secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat yaitu sebagai berikut.
- Menciptakan suasana
komunikasi yang menguntungkan
- Menggunakan bahasa yang
mudah ditangkap dan dimengerti
- Pesan yang disampaikan
dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
- Pesan dapat menggugah
kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
- Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak
komunikan.
Rachmadi(1993: 29) menyebutkan bahwa usaha yang harus
dilaksanakan oleh sekolah agar kegiatan komunikasinya lebih efektif, yaitu
dengan tindakan persuasive. Tindakan persuasive yaitu, suatu tindakan yang
menggarap aspek psikologis secara halus guna membangkitkan kesadaran individu melalui komunikasi
yang informative. Komunikasi yang bersifat persuasive baik yang dilakukan
secara lisan, maupun tertulis atau menggunakan media lain memerlukan
pengetahuan dan persiapan yang matang.
Komunikasi yang efektif dengan cara komunikasi persuasive,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Informasi yang disampaikan harus di
dasarkan pada kebutuhan khalayak dan sasaran.
b. Komunikator harus selalu berupaya
membentuk pendapat yang positif dari sasaran-sasaran , dengan memberikan
rangsangan atau stimulus.
c. Keikutsertaan ini akan merangsang
terjadinya perubahan sikap.
Terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif yaitu sebagai berikut.
1. Kejelasan, dalam komunikasi harus
menggunakan bahasa dan mengemas informasi dengan jelas, sehingga mudah diterima
dan dipahami oleh komunikan
2. Ketepatan, penggunaan bahasa yang benar
dan kebenaran informasi yang disampaikan
3. Konteks, bahasa dan informasi yang
disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi
terjadi
4. Alur, bahasa dan informasi yang
disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak
yang menerima informasi cepat tanggap
5. Budaya, dalam berkomunikasi harus
menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam
penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan
persepsi.
Handoko dalam Benty dan Gunawan
(2015: 133) mengemukakan bahwa cara untuk meningkatkan keefektifan dalam komunikasi
adalah sebagai berikut.
1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi
efektif
2. Penggunaan umpan balik
3. Menjadi komunikator yang lebih efektif
4. Pedoman komunikasi yang baik.
Rachmadi (1993:
67) menyebutkan bahwa, efektifitas suatu kegiatan komunikasi baru tercapai
apabila memenuhi setidaknya 5 komponen berikut, yaitu:
1. Adanya kesamaan kepentingan antara
komunikator dengan komunikan.
2. Adanya sikap yang mendukung dari kedua
belah pihak.
3. Sikap positif, artinya pikiran atau ide
yang diutarakan dapat diterima sebagai suatu yang mendatangkan manfaat bagi
keduanya.
4. Sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh
kedua belah pihak.
5. Masing-masing pihak mencoba menempatkan diri pada lawan bicaranya.
E. PRINSIP KOMUNIKASI DALAM KEHUMASAN
Prinsip merupakan asas-asas yang dijadikan pedoman dalam
melakukan suatu hal. Prinsip komunikasi efektif berarti suatu asas atau hal
pokok yang dijadikan landasan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi efektif
dalam kehumasan pendidikan. Berikut ini beberapa prinsip yang digunakan dalam kegiatan
komunikasi efektif dalam kehumasan pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1. Respect
(Respek)
Respect adalah Perasaan Positif
atau penghormatan diri kepada lawan bicara. Komunikator menghargai lawan bicara
sama halnya dengan menghargai diri sendiri.
Semua orang ingin dihargai dan dihormati dan menjadi kebutuhan setiap
individu. Dale Carnegie (Ikhtisar.com)dalam bukunya “How to Win Friends and
Influence People”, juga menjelaskan bahwa rahasia terbesar dalam berurusan
dengan manusia adalah penghargaan yang jujur dan tulus. Prinsip menghormati ini
harus selalu dipegang dalam berkomunikasi.
2. Empathy
(Empati)
Empathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi
yang tengah dihadapi orang lain, mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain. Komunikasi akan terjalin dengan baik sesuai kondisi psikologis lawan
bicara. Ber-Empati harus menempatkan
diri sebagai pendengar yang baik, bahkan
sebelum orang lain mendengarkan kita.
3. Audible
(Dapat Didengar)
Audible mengandung makna pesan
yang harus dapat didengarkan dan dimengerti. Untuk itu yang harus dilakukan
yaitu,
a. Pertama, pesan harus mudah
dipahami, menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hindari bahasa yang tidak dipahami oleh lawan
bicara.
b. Kedua, sampaikan yang penting.
Sederhanakan pesan yang ingin disampaikan. Langsung saja pada inti
persoalankarena sebagian besar orang tidak suka mendengar yang bertele-tele.
c. Ketiga, gunakan bahasa tubuh.
Mimik wajah, kontak mata, gerakan tangan dan posisi badan bisa dengan mudah
terbaca oleh lawan bicara. Tunjukkan kesejatian dengan mengoptimalkan bahasa
tubuh dan pesan.
d. Keempat,gunakan ilustrasi atau contoh. Analogi sangat
membantu dalam penyampaian pesan.
Gunakan ilustrasi dan contoh nyata.
3. Clarity (Jelas)
Clarity adalah kejelasan dari
pesan yang kita sampaikan. Salah satu penyebab munculnya salah paham antara
satu orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak jelas yang mereka
terima. Hindari orang berspekulasi atau menafsirkan sendiri atas apa yang
mereka dengar. Langkah terbaik sebelum
melakukan komunikasi adalah dengan menetapkan tujuan secara jelas dan perjelas
intonasi suara. Sadari bahwa komunikator punya tujuan dalam berkomunikasi dan
sampaikan pesan tersebut dengan suara intonasi suara yang baik.
5. Humble
(Rendah Hati)
Sikap rendah hati bukan berarti rendah diri, rendah hati
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu dan
komunikator menjadi pendengar yang baik.
Sikap ini membangun rasa hormat dan pada akhirnya mengembangkan respek
kepada lawan bicara. Sikap rendah hati seperti ini memberikan pamor positif
bahwa komunikator merupakan tempat yang tepat dalam sebuah komunikasi dua arah
yang saling menguntungkan.
Kunci sukses suatu komunikasi, dalam hal ini komunikasi
dalam public relation sangat tergantung pada prinsip pelaksanaan komunikasi
yang efektif. Dalam kaitannya dengan prinsip komunikasi yang efektif , hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Jenis
publik(khalayak).
Khalayak disini yang dimaksud yaitu
humas sekolah memperhatikan target atau sasaran komunikan. Dalam menentukan
sasaran tersebut, humas harus mengetahui masing-masing karakteristik dari publik
sasaran humas.
- Susunan pesan bagaimana yang mudah dipahami dan tepat.
Penyusunan
informasi dan penampilannya diusahakan ditampilkan dengan tepat. Artinya,
informasi yang diberikan harus mencakup seluruh isi, menarik dan sederhana,
sehingga tidak rumit untuk dipahami oleh komunikan.
- Saluran apa saja yang sesuai dengan sifat publik yang
dituju.
Saluran
yang dimaksud adalah media yang digunakan dalam menyampaikan informasi oleh
humas. Media disesuaikan dengan keadaan atau sifat public.
F. JENIS-JENIS ATAU BENTUK KOMUNIKASI EFEKTIF
Pada suatu
proses komunikasi yang efektif diperlukan berbagai macam model dan media
komunikasi yang beragam guna menghadapi berbagai macam karakteristik orang yang
berbeda di dalam dunia pendidikan.
Menurut Terry dalam
Benty dan Gunawan (2015: 138) menyatakan bahwa terdapat lima komunikasi dalam
hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu:
1.
Komunikasi formal adalah yang dilakukan dalam
jalur organisasi yang formal memiliki wewenang dan tanggung jawab.
2.
Komunikasi nonformal adalah komunikasi yang
dilakukan di luar jalur formal secara fungsional.
3.
Komunikasi informal adalah komunikasi yang
dilakukan karena terjadinya kontak hubungan antar manusia lebih dominan yang
terkait dengan aspek-aspek kejiwaan, lebih sensitif, dan sentimental.
4.
Komunikasi teknis adalah komunikasi yang
bersifat teknis yang dapat dipahami oleh tenaga kerja tertentu.
5.
Komunikasi prosedural, komunikasi ini lebih
dekat dengan komunikasi formal.
Selain
itu dalam Benty dan Gunawan (2015: 138) menyebutkan ada tiga jenis model
komunikasi utama, yakni:
1.
Model Komunikasi Linier
Dikemukakan oleh Claude Shannon dan Werren Weaver pada
tahun 1949.Model linier berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau
penerima. Tentu saja hal ini merupakan pandagan yang sangat sempit terhadap
partisipan-partisipan dalam proses komunikasi. Suatu konsep penting dalam model
ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak
dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
2.
Model Interaksional
Dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang
menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara dua komunikator. Dengan
kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yakni pengiriman dan kepada penerima
dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa
komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model
interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya
melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain.
3.
Model Komunikasi Transaksional
Dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan keefektifan komuikasi yang terjadi. Model traksaksional berasumsi bahwa saat sesorang terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan,orang tersebut akan berurusan baik dengan elemen verbal dan non verbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melakukan proses negosiasi makna.
Menurut maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015: 138-139) bebrapa cara yang dapat digunakan oleh sekolah untuk melakukan komunikasi efektif adalah:
1.
Memberdayakan orang-orang kunci atau tokoh kunci
hubungan sekolah dan masyarakat.
2. Warga sekolah bersifat terbuka terhadap semua saran dan kritik masyarakat.
3. Komunikasi dengan masyarakat perlu terus menerus dilakukan.
1.
Berdasarkan cara penyampaiannya
a.
Komunikasi lisan
Adalah komunikasi
yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana kedua belah
pihak dapat bertatap muka.
b.
Komunikasi tertulis
Adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat
dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat dan jelas yang
dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud tertentu.
2.
Menurut kelangsungannya
a.
Komunikasi langsung
Adalah komunikasi yang dilaksanakan secara langsung
tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada, dan
tidak dibatasi oleh jarak.
b.
Komunikasi tidak langsung
Adalah komunikasi yang dilaksanakan dengan bantuan pihak
ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
3.
Menurut ruang lingkupnya
a.
Komunikasi internal
Adalah ketika komunikasi yang terjadi berlangsung dalam
ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara
anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja. Komunikasi internal dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)
Komunikasi vertikal, yakni komunikasi yang
terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan.
2)
Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi yang
terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor di antara orang-orang
yang mempunyai kedudukan sejajar.
3)
Komunikasi diagonal, adalah komunikasi yang
terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor di antara orang-orang yang mempunyai
kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal.
b.
Komunikasi eksternal
Yaitu komunikasi yang berlangsung antara organisasi
dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi tersebut. Komunikasi ini
dapat berbentuk: (1) Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya; (2)
Konferensi pers (press release); (3) Siaran televisi, radio, dan
sebagainya; (4) Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya.
4.
Menurut aliran informasinya
a.
Komunikasi satu arah (simplex),
manakala komunikasi yang berlangsng dari
satu pihak saja (one way communication)
b.
Komunikasi dua arah (duplex), ketika
komunikasi ini bersifat timbal balik (two ways communication). Komunikasi
ini dapat berbentuk:
1)
Komunikasi ke atas, yakni komunikasi yang
terjadi dari bawahan kepada atasan.
2)
Komunikasi ke bawah, yakni komunikasi yang terjadi
dari atasan ke bawahan.
3)
Komunikasi ke samping, yakni komunikasi yang
terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
5.
Menurut peranan individunya
a.
Komunikasi antara individu dengan individu yang
lain, komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang
jelas individu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi
perilaku individu yang lain.
b.
Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang
lebih luas, komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki
kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih
luas.
c.
Komunikasi antara individu dengan dua kelompok
atau lebih, komunikasi ini terjadi karena individu berperan sebagai perantara
antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk
menjadi penyelaras yang harmonis.
6.
Menurut jumlah yang berkomunikasi
a.
Komunikasi intrapersonal, komunikasi ini
merupakan komunikasi dengan diri sendiri baik disadari atau tidak.
b.
Komunikasi perseorangan (antar pribadi),
komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual dengan pribadi
tentang masalah yang bersifat pribadi juga.
7.
Menurut kemasan pesan
a.
Secara verbal, komunikasi dilakukan dengan
menyebutkan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis.
b.
Secara nonverbal, komunikasi ini terlihat dalam
ekspresi atau mimik wajah, gerak tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.
Berdasarkan
beberapa jenis komunikasi yang telah dipaparkan diatas. Benty dan Gunawan (2015) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,
komunikasi antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis maupun
lisan, serta langsung maupun tidak langsung, dan dapat dilakukan dengan
menggunakan media-media tertentu yang tentunya juga disesuaikan dengan sasaran
atau keadaan masyarakat, agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan
efektif.
Benty dan
Gunawan (2015: 142) menyebutkan bahwa komunikasi dalam kehumasan pendidikan
dapat diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari sekolah kepada
masyarakat mengenai hal tertentu yang mempengaruhi hubungan kedua belah pihak.
Tujuannya adalah untuk menginformasikan tentang program sekolah dan
meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam kegiatan sekolah.