Kamis, 19 November 2020

MENERAPKAN KOMUNIKASI EFEKTIF KEHUMASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI SECARA UMUM

            Komunikasi dalam bahaa inggris adalah communication berasal dari kata Latin communication , dan bersumber kata communis yang berarti sama. Sama disini berate bahwa sesuatu itu merupakan sama makna. Jadi apabila 2 orang terlibat dalam komunikasi maka akan berlangsung kesamaan makna mengenai apa yang sedang dibicarakan. Kegiatan komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat dalam komunikasi. Kegiatan komunikasi dikatakan komunikatif apabila kedua belah pihak selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti tentang apa makna dari bahan yang disampaikan. Namun, pengertian komunikasi tersebut masih bersifat dasar, dalam arti bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan informasi tidak hanya jnformatif , yakni agar orang lain mengetahui dan mengerti tentang apa yang maksud dari kegiatan komunikasi, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan  yang sesuai dengan tujuan dari kegiatan komunikasi.

Adapun beberapa definisi komunikasi dari beberapa pakar, sebagai berikut:

  1. Menurut Harold Laswell  dalam Liliweri (2014: 359), komunikasi adalah proses menggambarkan siapa, mengatakan apa, dengan cara apa, kepada siapa, dengan efek apa.
  2. Komunikasi merupakan rangkaian proses pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan.
  3. Komunikasi adalah pernyataan yang efektif, pertukaran pesan dari narasumber kepada pendengar atau pemerhati.
  4. Pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy adalah  suatu proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain dengan bertujuan untuk memberitahu, mengeluarkan pendapat, mengubah pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu aktifitas pemberian informasi atau pertukaran informasi kepada orang lain yang bertujuan untuk memberitahu, menyampaikan, mengeluarkan pendapat, dan mengubah pola sikap atau perilaku penerima informasi. Komunikasi juga merupakan suatu proses interaksi antara dua orang atau lebih dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat yang bertujuan untuk mengubah pola perilaku maupun persepsi mereka.

B. KOMPONEN-KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI

Komponen komponen dalam komunikasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang ada dalam kegiatan komunikasi. Komponen-komponen ini harus ada dalam kegiatan komunikasi, karena keseluruhan unsur ini saling memiliki hubungan. Berikut ini adalah beberapa komponen komunikasi, antara lain:

1.      Komunikator (communicator)

Seseorang atau kelompok yang bertindak sebagai narasumber dalam menyampaikan pesan kepada komunikan.

2.      Encoding

Merupakan pengalihan gagasan ke dalam pesan.

3.      Pesan (message)

Sesuatu yang merupakan informasi penting, yang diberikan kepada komunikan dalam kegiatan komunikasi.

4.      Media (media)

Alat atau sarana dalam menyampaikan informasi pada saat kegiatan komunikasi berlangsung.

5.      Decoding

Merupakan pengalihan pesan ke dalam gagasan(inti pokok informasi).

6.      Komunikan (communicant)

Merupakan penerima pesan dalam kegiatan komunikasi.

7.      Efek (feedback)

Akibat, pengaruh, maupun balikan yang timbul dari kegiatan komunikasi.

8.      Gangguan (noise)

Merupakan efek internal atau eksternal akibat dari pengalihan pesan dalam penyampaian informasi.

9.      Bidang pengalaman (field of experience)

Merupakan bidang atau ruang yang menjadi latar belakang informasi dari komunikator maupun komunikan.

10.  Pertukaran makna (shared meaning)

Merupakan bidang atau ruang pertemuan yang tercipta karena berkomunikasi bersama.

11.  Konteks (context)

Merupakan situasi, suasana, atau lingkunagn fisik.

C. KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM HUBUNGAN MASYARAKAT

            Komunikasi efektif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator dan komunikan memberikan umpan balik yang sesuai dengan pesan. Umpan balik yang sesuai dengan pesan tidak selalu berupa persetujuan. Komunikan dapat saja memberikan umpan balik berupa ketidak setujuan terhadap pesan, yang terpenting adalah dimengertinya pesan dengan benar oleh komunikan dan komunikator memeroleh umpan balik yang menandakan bahwa pesannya telah dimengerti oleh komunikan (Hariyanto, 2013).

            Rumanti (2004) menyebutkan bahwa, komunikasi efektif harus direncanakan dengan memperhatikan situasi, waktu, tempat, dan pendengarnya. Ada beberapa ketentuan dasar dalam komunikasi supaya komunikasi antara sekolah dan masyarakat dapat berjalan secara efektif, yaitu sebagai berikut.

  •  Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan yaitu dengan menarik perhatian.
  • Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
  • Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan.
  •  Pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan.
  • Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan dengan menjalin hubungan dan suasana saling percaya.
D. URGENSI KOMUNIKASI EFEKTIF

            Manusia berinteraksi melalui komunikasi untuk mengungkapkan sesuatu demi mencapai tujuan tertentu. Hal tersebut juga berlaku di pendidikan luar, sekolah dan masyarakat penting untuk saling berinteraksi untuk meningkatkan mutu pendidikan. Naim dalam Benty dan Gunawan (2015: 130) mengemukakan bahwa dalam dunia pendidikan, komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat sangat penting artinya. Tentunya komunikasi yang dilakukan haruslah efektif agar tujuan komunikasi dapat tercapai secara optimal.
            Menurut Benty dan Gunawan (2015: 130) relasi kedua belah pihak baik sekolah maupun masyarakat seyogyanya dibangun dengan inisiatif dari pihak sekolah. Hal ini menurut Naim dalam Benty dan Gunawan (2015) membuka kemungkinan bagi lahirnya proses komunikasi yang efektif, terstruktur, dan membawa hasil yang lebih optimal. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan serta informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua belah pelaku komunikan tersebut. Komunikasi yang efektif antara sekolah dan masyarakat mampu mewujudkan mutu pendidikan yang diinginkan. Komunikasi efektif juga dapat mempererat hubungan antara sekolah dengan masyarakat.

Komunikasi adalah kunci yang dapat membangun tim yang kuat dan mendorong kinerja yang lebih baik. Menurut Said dalam Benty dan Gunawan (2015: 131) tujuan hubungan timbal balik antara sekolah dan masyarakat adalah:

1.    Mempertinggi pemahaman masyarakat terhadap program-program pendidikan, maupun yang telah berjalan ataupun yang tengah atau yang akan  berlangsung.

2.    Menjelaskan kepada masyarakat tujuan program-program yang diselenggarakan.

3.    Meningkatkan kerja sama yang telah ada dengan masyarakat.

Selan dalam Benty dan Gunawan (2015: 131) berpendapat bahwa komunikasi efektif dalam kaitannya dengan hubungan sekolah dam masyarakat memiliki manfaat yaitu:

  1. Membantu pembangunan tim. Membutuhkan seseorang pemimpin yang baik untuk berkomunikasi kepada setiap individu. Sehingga dengan menghilangkan rasa takut dan menanamkan kepercayaan dalam kemampuan mereka melalui komunikasi langsung seorang pemimpin dapat menciptakan sebuah tim yang dapat unggul. Hal ini dalam hubungan sekolah dan pihak luar dapat terjalin dengan baik.
  2. Menghindari kesalahpahaman. Sehingga dengan komunikasi yang diatur, banyak kesalahpahaman dan misskomunikasi yang dapat diselesaikan secara damai. Apabila ada permasalahan yang ada di sekolah agar bisa tetap dikomunikasikan dengan baik, sehingga dapat meminimalisasi efek negatif sekolah di mata masyarakat.
  3. Membangun hubungan kerjasama antara sekolah dan pihak masyarakat. Sehingga dengan adanya komunikasi yang berjalan dengan baik satu sama lain, sekolah dan masyarakat dapat saling bekerjasama.

 Demi efektifnya komunikasi, maka pengetahuan secara terperinci tentang publik yang dituju sangat penting, hal ini berarti sifat dan ciri public yang dituju di dalam kegiatan public relation harus diketahui. Menurut S.M. Cultif dan Allen H. Center dalam Rachmadi(1993: 8) menyebutkan bahwa:

“The more carefully define various publics , the more ways of reaching and influencing them one will discover”(semakin teliti orang menentukan khalayak yang dituju , semakin banyak ditemukan cara-cara untuk mendekati dan mempengaruhinya).

Agar komunikasi antara sekolah dan masyarakat dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat yaitu sebagai berikut.

  1. Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
  2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
  3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
  4. Pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
  5. Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

Rachmadi(1993: 29) menyebutkan bahwa usaha yang harus dilaksanakan oleh sekolah agar kegiatan komunikasinya lebih efektif, yaitu dengan tindakan persuasive. Tindakan persuasive yaitu, suatu tindakan yang menggarap aspek psikologis secara halus guna membangkitkan kesadaran individu melalui komunikasi yang informative. Komunikasi yang bersifat persuasive baik yang dilakukan secara lisan, maupun tertulis atau menggunakan media lain memerlukan pengetahuan dan persiapan yang matang.

Komunikasi yang efektif dengan cara komunikasi persuasive, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a.       Informasi yang disampaikan harus di dasarkan pada kebutuhan khalayak dan sasaran.

b.      Komunikator harus selalu berupaya membentuk pendapat yang positif dari sasaran-sasaran , dengan memberikan rangsangan atau stimulus.

c.       Keikutsertaan ini akan merangsang terjadinya perubahan sikap.

 Terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif yaitu sebagai berikut.

1. Kejelasan, dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi dengan jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan

2.   Ketepatan, penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan

3.  Konteks, bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi terjadi

4.  Alur, bahasa dan informasi yang disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap

5. Budaya, dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

Handoko dalam Benty dan Gunawan (2015: 133) mengemukakan bahwa cara untuk meningkatkan keefektifan dalam komunikasi adalah sebagai berikut.

1.    Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif

2.    Penggunaan umpan balik

3.    Menjadi komunikator yang lebih efektif

4.    Pedoman komunikasi yang baik.

Rachmadi (1993: 67) menyebutkan bahwa, efektifitas suatu kegiatan komunikasi baru tercapai apabila memenuhi setidaknya 5 komponen berikut, yaitu:

1.    Adanya kesamaan kepentingan antara komunikator dengan komunikan.

2.    Adanya sikap yang mendukung dari kedua belah pihak.

3.    Sikap positif, artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima sebagai suatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya.

4.    Sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh kedua belah pihak.

5.    Masing-masing pihak mencoba menempatkan diri pada lawan bicaranya.

E. PRINSIP KOMUNIKASI DALAM KEHUMASAN 
            Prinsip merupakan asas-asas yang dijadikan pedoman dalam melakukan suatu hal. Prinsip komunikasi efektif berarti suatu asas atau hal pokok yang dijadikan landasan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi efektif dalam kehumasan pendidikan. Berikut ini beberapa prinsip yang digunakan dalam kegiatan komunikasi efektif dalam kehumasan pendidikan, yaitu sebagai berikut:

1.    Respect (Respek)

Respect adalah Perasaan Positif atau penghormatan diri kepada lawan bicara. Komunikator menghargai lawan bicara sama halnya dengan menghargai diri sendiri.  Semua orang ingin dihargai dan dihormati dan menjadi kebutuhan setiap individu. Dale Carnegie (Ikhtisar.com)dalam bukunya “How to Win Friends and Influence People”, juga menjelaskan bahwa rahasia terbesar dalam berurusan dengan manusia adalah penghargaan yang jujur dan tulus. Prinsip menghormati ini harus selalu dipegang dalam berkomunikasi.

2.    Empathy (Empati)

Empathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang tengah dihadapi orang lain, mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Komunikasi akan terjalin dengan baik sesuai kondisi psikologis lawan bicara.  Ber-Empati harus menempatkan diri sebagai pendengar yang baik,  bahkan sebelum orang lain mendengarkan kita.

3.      Audible (Dapat Didengar)

Audible mengandung makna pesan yang harus dapat didengarkan dan dimengerti. Untuk itu yang harus dilakukan yaitu,

a.       Pertama, pesan harus mudah dipahami, menggunakan bahasa yang baik dan benar.  Hindari bahasa yang tidak dipahami oleh lawan bicara.

b.      Kedua, sampaikan yang penting. Sederhanakan pesan yang ingin disampaikan. Langsung saja pada inti persoalankarena sebagian besar orang tidak suka mendengar yang bertele-tele.

c.       Ketiga, gunakan bahasa tubuh. Mimik wajah, kontak mata, gerakan tangan dan posisi badan bisa dengan mudah terbaca oleh lawan bicara. Tunjukkan kesejatian dengan mengoptimalkan bahasa tubuh dan pesan.

d.      Keempat,gunakan  ilustrasi atau contoh. Analogi sangat membantu dalam penyampaian pesan.  Gunakan ilustrasi dan contoh nyata.

3.    Clarity (Jelas)

Clarity adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan. Salah satu penyebab munculnya salah paham antara satu orang dengan yang lain adalah informasi yang tidak jelas yang mereka terima. Hindari orang berspekulasi atau menafsirkan sendiri atas apa yang mereka dengar.  Langkah terbaik sebelum melakukan komunikasi adalah dengan menetapkan tujuan secara jelas dan perjelas intonasi suara. Sadari bahwa komunikator punya tujuan dalam berkomunikasi dan sampaikan pesan tersebut dengan suara intonasi suara yang baik.

5.    Humble (Rendah Hati)

Sikap rendah hati bukan berarti rendah diri, rendah hati memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu dan komunikator menjadi pendengar yang baik.  Sikap ini membangun rasa hormat dan pada akhirnya mengembangkan respek kepada lawan bicara. Sikap rendah hati seperti ini memberikan pamor positif bahwa komunikator merupakan tempat yang tepat dalam sebuah komunikasi dua arah yang saling menguntungkan.

Kunci sukses suatu komunikasi, dalam hal ini komunikasi dalam public relation sangat tergantung pada prinsip pelaksanaan komunikasi yang efektif. Dalam kaitannya dengan prinsip komunikasi yang efektif , hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  1. Jenis publik(khalayak).

Khalayak disini yang dimaksud yaitu humas sekolah memperhatikan target atau sasaran komunikan. Dalam menentukan sasaran tersebut, humas harus mengetahui masing-masing karakteristik dari publik sasaran humas.

  1. Susunan pesan bagaimana yang mudah dipahami dan tepat.

Penyusunan informasi dan penampilannya diusahakan ditampilkan dengan tepat. Artinya, informasi yang diberikan harus mencakup seluruh isi, menarik dan sederhana, sehingga tidak rumit untuk dipahami oleh komunikan.

  1. Saluran apa saja yang sesuai dengan sifat publik yang dituju.

Saluran yang dimaksud adalah media yang digunakan dalam menyampaikan informasi oleh humas. Media disesuaikan dengan keadaan atau sifat public.

F. JENIS-JENIS ATAU BENTUK KOMUNIKASI EFEKTIF

Pada suatu proses komunikasi yang efektif diperlukan berbagai macam model dan media komunikasi yang beragam guna menghadapi berbagai macam karakteristik orang yang berbeda di dalam dunia pendidikan.

            Menurut Terry dalam Benty dan Gunawan (2015: 138) menyatakan bahwa terdapat lima komunikasi dalam hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu:

1.        Komunikasi formal adalah yang dilakukan dalam jalur organisasi yang formal memiliki wewenang dan tanggung jawab.

2.        Komunikasi nonformal adalah komunikasi yang dilakukan di luar jalur formal secara fungsional.

3.        Komunikasi informal adalah komunikasi yang dilakukan karena terjadinya kontak hubungan antar manusia lebih dominan yang terkait dengan aspek-aspek kejiwaan, lebih sensitif, dan sentimental.

4.        Komunikasi teknis adalah komunikasi yang bersifat teknis yang dapat dipahami oleh tenaga kerja tertentu.

5.        Komunikasi prosedural, komunikasi ini lebih dekat dengan komunikasi formal.

            Selain itu dalam Benty dan Gunawan (2015: 138) menyebutkan ada tiga jenis model komunikasi utama, yakni:

1.      Model Komunikasi Linier

Dikemukakan oleh Claude Shannon dan Werren Weaver pada tahun 1949.Model linier berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan pandagan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi. Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

2.      Model Interaksional

Dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara dua komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yakni pengiriman dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain.

3.      Model Komunikasi Transaksional

Dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan keefektifan komuikasi yang terjadi. Model traksaksional berasumsi bahwa saat sesorang terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan,orang tersebut akan berurusan baik dengan elemen verbal dan non verbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melakukan proses negosiasi makna.

Menurut maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015: 138-139) bebrapa cara yang dapat digunakan oleh sekolah untuk melakukan komunikasi efektif adalah:
1.      Memberdayakan orang-orang kunci atau tokoh kunci hubungan sekolah dan masyarakat.

2.      Warga sekolah bersifat terbuka terhadap semua saran dan kritik masyarakat.

3.      Komunikasi dengan masyarakat perlu terus menerus dilakukan.

             Berdasarkan uraian diatas, Benty dan Gunawan  (2015: 139) menyimpulkan bahwa suatu komunikasi yang efektif yang dilakukan sekolah dengan masyarakat dikelompokkan atas

1.    Berdasarkan cara penyampaiannya

a.         Komunikasi lisan

Adalah komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana kedua belah pihak dapat bertatap muka.

b.      Komunikasi tertulis

Adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat dan jelas yang dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud tertentu.

2.    Menurut kelangsungannya

a.       Komunikasi langsung

Adalah komunikasi yang dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada, dan tidak dibatasi oleh jarak.

b.      Komunikasi tidak langsung

Adalah komunikasi yang dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.

3.    Menurut ruang lingkupnya

a.       Komunikasi internal

Adalah ketika komunikasi yang terjadi berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja. Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1)   Komunikasi vertikal, yakni komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada bawahan.

2)   Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor di antara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.

3)   Komunikasi diagonal, adalah komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor  di antara orang-orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal.

b.      Komunikasi eksternal

Yaitu komunikasi yang berlangsung antara organisasi dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi tersebut. Komunikasi ini dapat berbentuk: (1) Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya; (2) Konferensi pers (press release); (3) Siaran televisi, radio, dan sebagainya; (4) Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya.

4.    Menurut aliran informasinya

a.         Komunikasi satu arah (simplex), manakala  komunikasi yang berlangsng dari satu pihak saja (one way communication)

b.        Komunikasi dua arah (duplex), ketika komunikasi ini bersifat timbal balik (two ways communication). Komunikasi ini dapat berbentuk:

1)      Komunikasi ke atas, yakni komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.

2)      Komunikasi ke bawah, yakni komunikasi yang terjadi dari atasan ke bawahan.

3)      Komunikasi ke samping, yakni komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.

5.    Menurut peranan individunya

a.         Komunikasi antara individu dengan individu yang lain, komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang lain.

b.        Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas, komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.

c.         Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih, komunikasi ini terjadi karena individu berperan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.

6.    Menurut jumlah yang berkomunikasi

a.       Komunikasi intrapersonal, komunikasi ini merupakan komunikasi dengan diri sendiri baik disadari atau tidak.

b.      Komunikasi perseorangan (antar pribadi), komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual dengan pribadi tentang masalah yang bersifat pribadi juga.

7.    Menurut kemasan pesan

a.       Secara verbal, komunikasi dilakukan dengan menyebutkan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis.

b.      Secara nonverbal, komunikasi ini terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerak tangan, mata dan bagian tubuh lainnya.

 

            Berdasarkan beberapa jenis komunikasi yang telah dipaparkan diatas. Benty dan Gunawan (2015)  maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, komunikasi antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan, serta langsung maupun tidak langsung, dan dapat dilakukan dengan menggunakan media-media tertentu yang tentunya juga disesuaikan dengan sasaran atau keadaan masyarakat, agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif.

            Benty dan Gunawan (2015: 142) menyebutkan bahwa komunikasi dalam kehumasan pendidikan dapat diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari sekolah kepada masyarakat mengenai hal tertentu yang mempengaruhi hubungan kedua belah pihak. Tujuannya adalah untuk menginformasikan tentang program sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam kegiatan sekolah.

            Hubungan antara sekolah dan masyarakat yang harmonis bisa dijadikan tolak ukur dari tingkat keefektifan sekolah, sehingga sekolah bisa mendapatkan posisi yang baik di mata masyarakat. Selain itu, pihak sekolah yang melakukan komunikasi dengan masyarakat luas tanpa membedakan budaya, ras, agama, ataupun suku serta melakukannya dengan berjangka atau berkesinambungan pun bisa menjadikannya sekolah yang efektif dan dinilai baik oleh masyarakat.

Featured Post

SOAL ESSAY/URAIAN MATA PELAJARAN PRAKARYA BUDIDAYA KELAS X SMA

  Kerjakan soal essay berikut ini, dengan menjawab secara jelas sesuai pertanyaan yang diberikan! Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan...

Materi Teratas